Gerry Manusia Ikan

Waktu saya kecil dulu, di majalah Bobo ada cerita bergambar dengan tokoh Deni Manusia Ikan (Fishboy: Denizen of the Deep) karya Scott Goodall dan John Stokes. Dalam petualangannya mencari orangtuanya, ia berkelana melalui laut, dan bisa bicara dengan segala makhluk air. Ia begitu peduli dengan segala persoalan kehidupan ikan di laut, danau dan sungai. Tidak sedikit masalah itu merembet ke persoalan lain di darat, sehingga dia harus ke darat dan pontang panting cari air untuk membasahi tubuhnya.

Gerry Manusia Ikan

Gerrald R. Allen. Photo by Mark Allen

Saya mengenal seseorang yang ingin saya kenalkan sebagai Gerry Manusia Ikan, tapi dia gak perlu lari-lari nyebur ke tong isi air supaya tubuhnya kembali segar. Untuk menyelam pun dia tetap perlu alat selam, nggak kayak si Deni yang punya insang. Dia pun gak mau pusing dengan urusan orang lain kecuali ikan, ikan, dan ikan.

Nama lengkapnya Gerald R. Allen, lahir di Los Angeles tahun 1942, mendapatkan PhD dari Universitas Hawaii tahun 1971 dalam bidang marine zoology. Pria yang lebih akrab dipanggil Gerry itu pindah ke Sydney tahun 1972, lalu menetap di Perth sejak 1974 hingga sekarang. Gerry menjadi Kurator Ichthyology alias ilmu urusan ikan di Western Australian Museum sejak 1974 hingga 1998. Setelah pensiun, ia berkiprah sebagai ahli ikan karang dan ikan air tawar di Conservation International.

Sejak 1969 hingga 2012, Gerry telah menulis 487 publikasi mencakup 38 buku, 387 artikel dalam jurnal ilmiah, dan sisanya laporan ilmiah. Beberapa bukunya antara lain Reef Fish Identification (2005), Field Guide to the Freshwater Fishes of New Guinea (1991), dan Marine Rapid Assessment of the Raja Ampat Islands (Irian Jaya) Papua Province, Indonesia. Marine RAP No. 22. Buku terbarunya yang akan segera terbit adalah Reef Fishes of the East Indies. Buku setebal 1292 halaman ini itu akan dipublikasi oleh Tropical Reef Research, Perth sebanyak 3 volume.

Untuk pertama kalinya, Gerry mendeskripsikan spesies ikan baru ketika usianya masih 28 tahun. Dengan jumlah publikasinya yang fantastis itu, ia telah mendeskripsikan (baca: menemukan atau memberi nama) 116 spesies baru ikan air tawar dan 250 spesies baru ikan karang. Dari jumlah spesies baru tersebut, 47 spesies ikan air tawar dan 87 spesies ikan karang ditemukannya di Indonesia. Abstract dari beberapa karyanya dapat dilihat di halaman Reference/ikan.

Pada tahun 2009, Gerry mempublikasikan 15 spesies ikan baru dari Kawasan Kepala Burung Papua Barat di Newsletter Australian Society for Fish Biology. Sepuluh dari 15 nama untuk spesies ikan baru itu dilelang di Christie’s Auction House of London dan berhasil mengumpulkan US$ 2,1 juta untuk proyek konservasi di Kawasan Kepala Burung, Propinsi Papua Barat, Indonesia. Salah satu pemenang lelang untuk nama ikan adalah Pangeran Albert dari Monaco.

Saya salut dengan prestasinya. Ia tergolong ilmuwan langka yang lebih banyak menghabiskan waktunya di lapangan daripada di belakang meja. Seluruh publikasinya itu ia hasilkan dari berbagai ekspedisi di seluruh dunia selama 12 tahun dan menyelam selama 8.000 jam selam. Sampai kini ia masih terus produktif dalam penelitian dan publikasi. Jadi walaupun gak bisa ngomong dengan makhluk air seperti Deni Manusia Ikan, Gerry telah mengenalkan ratusan jenis ikan laut dan air tawar kepada dunia. So, Gerry is the real manusia ikan